Halaman
131
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Bab
Ras, Etnis, dan Gender
Bahan Alkitab: Kejadian 1-2; Lukas 10:25-36;
Roma 10:12; Keluaran 22:21
A. Pengantar
Dalam rangka memperdalam pemahaman kamu mengenai pergaulan dengan
orang lain tanpa kehilangan identitas, kamu dapat mempelajari mengenai ras,
etnis dan gender. Manusia diciptakan Allah dengan berbagai keunikan di mana
perbedaan ras, etnis dan gender merupakan keunikan serta kekayaan yang
patut disyukuri. Meskipun kita hidup di abad modern di mana demokrasi dan
hak asasi manusia dijunjung tinggi, tak dapat dipungkiri bahwa diskriminasi
(perendahan) terhadap ras, etnis dan gender masih sering terjadi. Melalui
pembahasan ini, kamu dapat lebih memahami bagaimana membangun
pikiran positif terhadap perbedaan ras, etnis dan gender, terutama dalam
kaitannya dengan sikapmu sebagai orang Kristen. Allah menciptakan manusia
dalam berbagai keunikan dan semua manusia memiliki harkat dan martabat
yang sama yang harus dihargai terlepas dari perbedaan latar belakang ras,
etnis maupun gender. Perkenalan serta pergaulan kamu dengan sesama yang
berbeda denganmu tidak menghalangi pembentukan dirimu sebagai remaja
Kristen. Dengan sikap yang baik dan benar, perbedaan justru akan memperkuat
identitasmu sebagai remaja Kristen.
XI
132
Kelas X SMA/SMK
B. Memahami serta Menerima Manusia dalam Keunikan
Ras, Etnis dan Gender
(1)
(2)
(3)
(4)
Perhatikan keempat gambar di atas. Ini adalah gambar empat orang tokoh
dunia, yaitu (1) Nelson Mandela, presiden pertama Republik Afrika Selatan setelah
rezim
apartheid
ditumbangkan, (2) Ernesto Cardenal, seorang pastor Katolik
dan penyair Nikaragua, yang pernah menjabat sebagai menteri pendidikan di
masa pemerintahan Presiden Daniel Ortega, dan (3) Chiune Sugihara, seorang
diplomat Jepang pada masa Perang Dunia II, yang menyelamatkan sekurang-
kurangnya 10.000 orang Yahudi dari pengejaran Nazi di Lithuania, dan (4) Hillary
Rodham Clinton, mantan menteri luar negeri Amerika Serikat. Sebelum menjadi
menteri luar negeri Amerika Serikat, beliau adalah seorang senator, pengacara
dan istri dari presiden ke-42 Amerika Serikat, Bill Clinton.
Coba bandingkan, apakah tokoh dalam keempat gambar tersebut memiliki
persamaan atau perbedaan pada ciri-ciri tubuh mereka? Mengapa demikian?
Kamu dapat melakukan curah pendapat dengan cara memberikan komentarmu
setelah mengamati gambar di atas. Atau kamu dapat menuliskan komentarmu
dalam kotak di bawah ini.
Sumber: dokumen Kemdikbud dan http:/en.wikipedia.org/wiki/Hillary_Rodham_Clinton
Gambar 11.1 Tokoh dunia
133
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Komentar saya:
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
Dalam pembahasan di SD dan SMP telah dikemukakan bahwa Tuhan
Allah menciptakan manusia dengan kepelbagaian. Melalui kepelbagaian itu
manusia dapat memahami kekuasaan serta kebesaran Sang Pencipta. Namun
sayang sekali, kepelbagaian ini seringkali justru menjerumuskan manusia ke
dalam sikap sombong dan merendahkan orang lain. Dalam sejarah dunia
tercatat lembaran-lembaran gelap ketika manusia membeda-bedakan orang
berdasarkan warna kulit, kelompok etnis atau budaya, dan juga berdasarkan
gendernya.
Dalam sejarah pernah terjadi ketika orang-orang kulit putih di Amerika
Serikat dan di Australia memandang rendah orang-orang kulit hitam dan
berwarna. Keadaannya sedemikian parah sehingga orang malah memperjual-
belikan orang lain hanya karena warna kulitnya lebih gelap, atau hitam. Ya,
orang-orang berkulit hitam dianggap sama dengan binatang sehingga mereka
dapat diperjual-belikan, bahkan juga diperlakukan seperti binatang. Mereka
bisa disuruh bekerja tanpa jam istirahat dan makan yang cukup, dihukum
dengan sangat kejam apabila tuan-tuan mereka merasa bahwa mereka tidak
bekerja cukup keras atau mereka berbuat kesalahan. Kadang-kadang mereka
dipukuli, dibakar, dimutilasi (dipotong anggota tubuhnya), diberi cap dengan
besi membara, hanya karena warna kulit yang berbeda.
Perbedaan budaya atau kelompok etnis juga bisa membuat orang
merendahkan satu sama lain. Di zaman dahulu, orang-orang Yunani
menganggap diri mereka sebagai bangsa yang paling hebat. Mereka menyebut
bangsa-bangsa lain sebagai bangsa “barbar”. Mereka mempunyai ungkapan
yang berbunyi, “Barangsiapa yang bukan Yunani, adalah orang barbar.” Mereka
menggunakan istilah ini bahkan juga untuk orang Yunani dari suku-suku dan
kota-kota lain. Di kemudian hari di Eropa, bangsa-bangsa Anglo-Saxon (Inggris,
134
Kelas X SMA/SMK
Belanda, Jerman, dll.) juga menganggap rendah orang-orang dari Italia,
Spanyol, dan Portugal. Mengapa hal ini bisa terjadi? Coba diskusikan bersama
teman-teman sebangkumu !
Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana keluarga dan bahkan
masyarakat luas membeda-bedakan laki-laki dan perempuan? Anak laki-laki
biasanya bermain di luar rumah, sementara anak perempuan biasanya bermain
di dalam rumah. Anak laki-laki diberikan oleh orangtuanya mainan, seperti
mobil-mobilan, pistol-pistolan, mainan-mainan militer, pesawat terbang, dan
lain-lain. Sementara itu, anak-anak perempuan diberikan orang tuanya mainan
seperti boneka, alat-alat untuk masak-memasak, dan sebaainya. Batasan-
batasan ini telah membelah dunia kehidupan menjadi dua dunia, seolah-olah
ada dunia laki-laki dan perempuan. Dunia telah dibagi menjadi dua bagian di
mana masing-masing hanya boleh dimasuki oleh jenis kelaminnya, misalnya,
rumah dan masak-memasak hanya boleh dilakukan oleh kaum perempuan.
Karena pandangan demikian, ada jenis-jenis pekerjaan tertentu yang
dipandang wajar jika dilakukan oleh jenis kelamin tertentu, misalnya, sopir
mobil, pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, pilot pesawat terbang,
pertukangan, militer dan lain-lain adalah pekerjaan yang wajar dilakukan
oleh laki-laki. Sedangkan perempuan dipandang cocok melakukan pekerjaan
tertentu juga seperti menjadi sekretaris, perawat, adminstrasi perkantoran dan
lain-lain. Pada saat kini, kamu dapat saksikan bahwa kondisi tersebut telah
berubah. Perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk
bekerja di berbagai bidang kehidupan asalkan sesuai dengan kecakapan, bakat
dan keterampilan. Di kalangan keluarga muda di masa kini, orang tua laki-laki
dan perempuan bersama-sama melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti
memasak, mencuci, membersihkan rumah, mengurus bayi dan lain-lain.
C.
Pengertian Ras, Etnis, Suku dan Gender
Persoalan ras, etnis dan gender telah berabad-abad diperdebatkan sampai
dengan saat ini. Mengapa? Karena ada berbagai pemahaman dan perlakuan
yang harus diluruskan menyangkut ras, etnis dan gender. Persoalan rumpun
kebangsaan atau ras, suku dan jenis kelamin perlu kamu pelajari. Hal ini
kemungkinan dibahas juga dalam pelajaran Ilmu Sosial dan PPKN, tetapi
sebagai siswa Kristen kamu dapat belajar bagaimana berpikir dan bersikap
terhadap berbagai perbedaan ras, etnis dan gender.
Konsep ras muncul ketika bangsa-bangsa Eropa berjumpa dengan bangsa-
bangsa lain di dunia dan kemudian mulai mengategorikan kelompok-kelompok
135
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
manusia menurut ciri-ciri fisiknya. Tujuan akhirnya adalah untuk membenarkan
praktik perbudakan mereka. Mereka yakin bahwa perbedaan-perbedaan fisik
antara kelompok-kelompok masyarakat itu juga mencerminkan perbedaan
intelektual, perilaku, dan moral mereka. Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus
yang dikenal sebagai penemu taksonomi zoologi, membagi manusia ke
dalam berbagai kelompok ras
Homo Sapiens
, yaitu masing-masing
Europaeus
(manusia Eropah)
,
Asiaticus (manusia Asia), Americanus (manusia Amerika) dan
Afer(manusia Afrika)
.
Homo Sapiens Europaeus
digambarkan aktif, akut, dan
petualang sedangkan
Homo Sapiens Afer
licik, malas dan sembrono. Dari
sini kita dapat melihat bagaimana pembedaan ini pada akhirnya melahirkan
marginalisasi atau perendahan terhadap ras dan suku bangsa tertentu.
Ras adalah konsep yang digunakan untuk mengategorikan sekelompok
manusia. Perbedaan anatomi tubuh (warna kulit, warna rambut, mata, tinggi
badan, dan lain-lain), budaya, genetika, afiliasi geografi, sejarah, bahasa, atau
kelompok sosial digunakan untuk mencirikan suatu kelompok manusia tertentu
untuk mempermudah pengenalan sekelompok orang dalam kehidupan
sehari-hari. Orang seringkali berpikir ini adalah pembagian yang sederhana.
Kenyataannya tidak selalu demikian. Orang yang berkulit hitam dan berambut
keriting dapat disebut sebagai orang Afrika, tetapi bukan mustahil juga berasal
dari Papua. Orang berkulit kuning dan bermata sipit mungkin dikenali sebagai
orang Cina, Korea, atau Jepang, tapi bisa jadi juga orang Minahasa.
Betapapun juga pembedaan-pembedaan yang dibuat, kita harus memahami
bahwa tidak ada satu ras pun yang lebih tinggi atau unggul daripada yang
lainnya. Semua ras memiliki kedudukan yang sederajat.
Etnis adalah penyebutan yang diberikan kepada sekelompok manusia yang
mendiami daerah tertentu serta memiliki adat kebiasaan sendiri. Berbagai
kebiasaan dan adat-istiadat ini merupakan ciri khas yang dapat membedakan
satu kelompok etnis dengan kelompok lainnya. Di dunia dan di Indonesia
terdapat banyak suku bangsa yang berbeda-beda. Ada perbedaan yang
kecil, seperti misalnya suku Jawa dengan suku Bali. Ada pula suku-suku yang
sangat berbeda, seperti misalnya suku Aceh dengan suku Papua. Namun, pada
dasarnya semua suku sama dan sederajat. Adat-istiadat mereka semuanya unik
dan tidak ada yang lebih luhur ataupun lebih rendah daripada yang lain. Setiap
suku mengembangkan kebudayaannya masing-masing, berbahasa dengan
logatnya sendiri, dan mengembangkan adat-istiadatnya sesuai dengan
kebutuhan mereka. Selain ciri-ciri kebudayaannya, suku bangsa juga kadang-
kadang dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri fisik anggotanya.
136
Kelas X SMA/SMK
Gender adalah perbedaan fungsi peran sosial yang dikonstruksikan oleh
masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan. Gender belum tentu sama di
tempat yang berbeda, dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Gender tidak
sama dengan seks atau jenis kelamin. Jenis kelamin terdiri dari perempuan dan
laki-laki yang telah ditentukan oleh Tuhan ketika manusia dilahirkan. Sementara
itu, gender bukanlah kodrat ataupun ketentuan Tuhan. Gender berkaitan
dengan pandangan atau pemahaman tentang bagaimana seharusnya laki-
laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang
terstruktur, ketentuan sosial dan budaya ditempat mereka berada. Dengan
demikian definisi gender dapat dikatakan sebagai pembedaan peran, fungsi,
dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk atau
dikonstruksikan secara sosial-budaya dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Contohnya, dahulu orang menganggap memasak dan
menjahit sebagai pekerjaan perempuan. Namun sekarang ada banyak laki-
laki yang menjadi juru masak atau perancang busana. Orang-orang seperti
Bara Pattiradjawane, Rudy Choirudin, Arnold Purnomo, dan lain-lain, dikenal
sebagai juru masak yang sering tampil di layar televisi. Tokoh-tokoh seperti
almarhum Iwan Tirta, Edward Hutabarat, Itang Yunasz, adalah sejumlah laki-
laki perancang mode terkemuka di negara kita.
D.
Masalah-masalah Sekitar Ras, Etnis dan Gender
1. Diskriminasi Rasial dan Etnis
Seorang penulis Prancis yang bernama François Bernier menyusun sebuah buku
yang menjelaskan pembagian manusia di dunia ke dalam kelompok-kelompok
ras. Bukunya yang berjudul
Nouvelle division de la terre par les différents espèces
ou races qui l'habitent
diterbitkan pada tahun 1684.
Pada abad ke-18 orang semakin mendalami perbedaan-perbedaan ini,
namun pemahamannya mulai disertai dengan gagasan-gagasan rasis tentang
kecenderungan-kecenderungan batiniah dari berbagai kelompok, dengan ciri-
ciri yang paling baik terdapat pada orang-orang kulit putih. Sebelumnya sudah
dijelaskan bagaimana pengelompokan manusia ke dalam ras itu ternyata
didasarkan pada keinginan untuk membenarkan praktik-praktik diskriminasi
dan penindasan terhadap ras dan etnis tertentu yang semuanya dipandang
sebagai sesuatu yang wajar. Bahkan ras dan etnis tertentu dipandang rendah
dan tidak memiliki martabat kemanusiaan.
137
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Rasialisme bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia.
Rasialisme menimbulkan penderitaan yang luar biasa bagi bangsa dan ras
tertentu, misalnya: penderitaan orang-orang Indian dan kaum kulit hitam di
Amerika Serikat yang kehilangan hak-haknya sebagai warga negara. Di Afrika
Selatan orang-orang kulit hitam dan kulit berwarna juga kehilangan hak-
haknya karena politik rasial yang disebut
apartheid
, yaitu pembedaan manusia
berdasarkan ras dengan cara mendiskriminasikan mereka yang berkulit hitam,
berkulit berwarna dan orang-orang Asia (India). Mereka yang bukan kulit putih
dibatasi ruang geraknya dan hampir tidak memeroleh hak sebagai warga
negara. Namun aneh sekali, dalam praktik
apartheid
negara Afrika Selatan,
bangsa Jepang diakui berkulit putih. Mengapa? Tidak lain karena negara
Jepang sudah tergolong maju dan kaya, dan rezim
apartheid
Afrika Selatan
ingin memetik keuntungan ekonomi dengan memperlakukan bangsa Jepang
dengan baik di sana.
Nelson Mandela adalah pejuang kulit hitam Afrika Selatan yang terkenal.
Ia berhasil memperjuangkan hak orang kulit hitam di Afrika Selatan untuk
memeroleh hak yang sama dengan kaum kulit putih. Karena usahanya selama
puluhan tahun, pada 5 Juni 1991 diskriminasi hukum di Afrika Selatan terhadap
orang kulit hitam dicabut.
Masih banyak contoh yang dapat diangkat dalam kaitannya dengan
ketidakadilan ras dan etnis. Di Amerika Serikat tokoh yang terkenal melawan
diskriminasi rasial adalah Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. Ia memimpin
demonstrasi dan pemogokan damai dalam rangka memperjuangkan hak-hak
orang kulit hitam di Amerika, hingga akhirnya ia tewas dibunuh. Di Jerman,
Adolf Hitler membunuh enam juta orang Yahudi karena kebencian ras dan
etnis serta kebanggaannya akan ras Aria yang dianggapnya sebagai ras paling
unggul.
Di Indonesia, etnis China pernah mengalami diskriminasi sejak peristiwa
G-30-S/PKI 1965. Mereka tidak boleh mempraktikkan agama kepercayaannya
(Kong Hu Cu dan agama-agama Tionghoa dilebur menjadi satu dalam
agama Buddha), nama-nama yang berbau China harus diganti dengan nama
Indonesia. Penggunaan huruf China dan penggunaan bahkan pendidikan
bahasa Mandarin dilarang. Peranan politik dan sejarah orang Tionghoa
Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan pun dihilangkan. Misalnya, bahwa
di antara mereka yang hadir di Kongres Pemuda II yang merumuskan Sumpah
Pemuda ternyata terdapat beberapa pemuda Tionghoa, yaitu Kwee Tiam Hong
dan tiga pemuda Tionghoa lainnya. Begitu pula ada empat orang Tionghoa
duduk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
138
Kelas X SMA/SMK
Indonesia (BPUPKI) yang merumuskan UUD ‘45, yaitu Liem Koen Hian, Tan Eng
Hoa, Oey Tiang Tjoe, Oey Tjong Hauw, dan di Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) terdapat 1 orang Tionghoa yaitu Drs. Yap Tjwan Bing.
Pada Januari 2001, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengumumkan
Tahun Baru China (Imlek) menjadi hari libur pilihan, yang kemudian diubah
oleh Presiden Megawati menjadi hari libur nasional. Tindakan Gus Dur ini
diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa. Gus Dur
juga memulihkan hak-hak etnis Tionghoa di Indonesia. Di Indonesia kini hak-
hak setiap warga negara dari semua etnis dan ras dijamin oleh UU. Jadi, jika ada
yang melakukan tindakan pelecehan terhadap ras atau etnis tertentu, maka
yang bersangkutan dapat dituntut secara hukum.
Demikianlah, seiring dengan perkembangan masyarakat, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, diskriminasi rasial mulai terkikis secara perlahan
dan kini muncul kesadaran bahwa diskriminasi rasial bertentangan dengan
hak asasi manusia. Di Amerika Serikat, Barak Obama menjadi orang kulit hitam
pertama yang menjadi presiden di negara itu. Di Italia, Cecile Kyenge, seorang
perempuan Afrika kelahiran Kongo, menjadi orang kulit hitam pertama yang
diangkat menjadi menteri urusan Integrasi di negara itu.
2. Diskriminasi Gender
Menurut definisi yang ada dalam buku
“Kesetaraan Gender”
yang diterbitkan
oleh ELSAM, sebuah LSM yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan,
istilah
“kesetaraan gender”
berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai
manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik,
hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, serta kesamaan dalam menikmati
hasil pembangunan tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan
diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun
perempuan. Jadi, diskriminasi gender adalah perlakuan yang berbeda
terhadap laki-laki dan perempuan. Diskriminasi terjadi terhadap perempuan
dan dipengaruhi oleh budaya. Umumnya budaya di Indonesia lebih berpihak
pada kaum laki-laki dibandingkan kepada kaum perempuan. Misalnya, orang
biasa bertanya, “Putra Bapak berapa?” Mengapa tidak bertanya, “Berapa putra
dan putri Bapak?” Pertanyaan yang pertama menyiratkan bahwa anak laki-
laki lebih berharga sehingga merekalah yang ditanyakan keberadaan dan
jumlahnya dalam sebuah keluarga.
139
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Orang seringkali begitu saja menyamakan gender dengan jenis kelamin.
Misalnya, orang tua sering mengajarkan kepada anak laki-lakinya, “Jangan
menangis. Kamu ‘kan laki-laki! Laki-laki tidak boleh menangis.” Atau, seorang
ibu berkata kepada anak perempuannya, “Kamu harus membantu Ibu di
dapur, karena itu adalah tugas seorang anak perempuan.” Anak laki-laki yang
menangis dianggap banci. Anak perempuan yang lebih suka bermain di luar
ketimbang membantu ibunya di dapur dianggap
tomboy
atau kelelaki-lelakian.
Kenyataannya, menangis adalah sebuah ungkapan emosi yang wajar bagi
manusia – laki-laki maupun perempuan. Membantu ibu memasak di dapur
pun bisa dilakukan oleh seorang anak laki-laki. Sebelumnya sudah disinggung
betapa banyak juru masak dan perancang mode laki-laki sekarang. Karya
mereka ternyata sangat dihargai oleh masyarakat kita.
Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap
perempuan dan laki-laki. Keadilan gender menghilangkan pembakuan peran,
beban ganda, subordinasi, marginalisasi terhadap kelompok yang dianggap
lebih lemah, dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki.
Terwujudnya kesetaran (persamaan) dan keadilan gender ditandai dengan
tidak adanya diskriminasi (pembedaan) antara perempuan dan laki-laki.
Dengan demikian, mereka memiliki akses pada berbagai bidang kehidupan.
Memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk
memperoleh keadilan di berbagai bidang kehidupan. Kesetaraan gender juga
meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap
laki-laki maupun perempuan.
Di Indonesia, masih banyak orang yang kurang memiliki kesadaran gender
sehingga akibatnya masih cukup banyak perempuan yang tertinggal di
berbagai bidang kehidupan. Misalnya, masih ada orang tua Indonesia yang
memberikan prioritas utama kepada anak laki-laki untuk bersekolah daripada
anak perempuan. Angka buta huruf bagi kaum perempuan lebih banyak
daripada kaum laki-laki. Ketertinggalan perempuan mencerminkan masih
adanya ketidakadilan dan ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan di
Indonesia.
Pada masa kini, di Indonesia hak-hak perempuan dijamin oleh UU. Misalnya,
perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (dipukul ataupun
dihina oleh suami), dapat melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak
kepolisian. Selanjutnya, polisi akan melakukan tindakan hukum terhadap pihak
yang melakukan kekerasan.
140
Kelas X SMA/SMK
Tulislah masing-masing tiga buah contoh praktik diskriminasi ras/etnis dan
diskriminasi gender yang kamu temukan di sekeliling kamu!
Diskriminasi ras/etnis
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
Diskriminasi gender
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
E. Pemahaman Alkitab tentang Ras, Etnis dan Gender
Dalam Roma 10:12, Rasul Paulus menulis, “Sebab tidak ada perbedaan antara
orang Yahudi dan Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua
orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.” Pernyataan Paulus
ini tentu sangat mengejutkan orang pada waktu itu, mengingat orang Yunani
biasa menyebut orang-orang non-Yunani sebagai bangsa barbar. Sementara
itu, orang Yahudi juga biasa menganggap diri mereka lebih tinggi daripada
bangsa-bangsa lain. Mereka adalah umat pilihan Allah, sementara yang lainnya
tidak.
Dalam Lukas 10:25-36, Tuhan Yesus mengisahkan perumpamaan tentang
Orang Samaria yang murah hati. Dalam perumpamaan ini para pendengar-
Nya dikejutkan oleh kisah Yesus yang menjadikan si orang Samaria sebagai
pahlawannya. Padahal orang Samaria dimusuhi oleh orang Yahudi karena
mereka dianggap najis.
141
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Mengapa Paulus dan Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang demikian?
Bila kita membaca kembali kisah penciptaan manusia, maka harus diakui
bahwa kita semua adalah satu keluarga yang berasal dari satu nenek - moyang
yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Meskipun sekarang kita sudah terbagi-
bagi dalam berbagai kelompok ras, suku, dan etnis, pada dasarnya kita masih
bertalian keluarga dengan semua orang. Karena itulah kita diajarkan untuk
saling mengasihi , membela dan peduli kepada sesama kita. Hal ini ditegaskan
dalam Kitab Keluaran 22:21 yang mengatakan, “Janganlah kau tindas atau kau
tekan seorang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah
Mesir.”
Sehubungan dengan keadilan gender, Alkitab pun mengajarkan kepada
kita bahwa laki-laki dan perempuan sama kedudukannya di mata Allah. Kisah
penciptaan dalam Kejadian 2:18 menyatakan, “TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak
baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong
baginya, yang sepadan dengan dia.’”
Dalam kisah ini digambarkan bagaimana Allah memutuskan untuk
menciptakan Hawa. Allah melihat bahwa Adam tidak berbahagia hidup
sendirian. Binatang-binatang yang Tuhan ciptakan pun tidak membuatnya
bahagia. Ia membutuhkan penolong yang sepadan dengannya. Sepadan
Sumber: dokumen Kemdikbud
Gambar 11.2 Orang Samaria yang murah hati menolong tanpa memperhatikan ras dan etnis
142
Kelas X SMA/SMK
berarti setara. Kalau Hawa ternyata lebih lemah daripada Adam, tak akan
mungkin ia bisa menjadi penolong yang sepadan. Hawa tentu mempunyai
berbagai kecakapan dan kebolehan yang tidak dimiliki Adam, sehingga ia bisa
benar-benar menjadi pasangan yang sepadan bagi Adam.
Tuhan Yesus sendiri memperlakukan laki-laki dan perempuan dengan setara.
Ketika Maria duduk bersimpuh di kaki-Nya untuk mendengarkan pengajaran-
Nya, dan Marta memprotes karena Maria tidak membantunya di dapur, Tuhan
Yesus mengatakan, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan
diambil dari padanya” (Luk. 10:42) . Yesus tidak melarang perempuan untuk
mendengarkan dan belajar tentang firman Tuhan – sesuatu yang sangat
ditabukan bagi perempuan pada masa itu. Dalam Yohanes 8:1-11 orang-
orang Yahudi membawa seorang perempuan yang kedapatan berzina kepada
Yesus. Dalam budaya orang Yahudi, jika seorang perempuan berzina ia harus
dilempari dengan batu tetapi laki-laki tidak dihukum. Yesus tidak menghukum
perempuan itu bukan karena membenarkan perbuatannya melainkan karena
hukuman itu tidak adil bagi perempuan. Dalam perzinaan, seharusnya laki-laki
dan perempuan yang melakukannya sama-sama dihukum. Ketidakadilan itu
dapat disebut diskriminasi gender.
Sayangnya, diskriminasi gender masih terus berlangsung, bahkan juga di
kalangan gereja masa kini. Masih ada perempuan yang tidak bisa menjadi
pemimpin di gereja – entah sebagai penatua, diaken, atau pun pendeta.
Padahal, kemampuan mereka tidak kurang dibandingkan dengan laki-laki.
Sejumlah gereja di Indonesia sudah pernah memiliki perempuan sebagai
pemimpinnya, seperti ketua sinode, wakil ketua atau sekretaris dan jabatan
penting lainnya di sinode gereja.
Tulislah jawaban kamu mengenai:
1.
Apakah arti ras, etnis dan gender?
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
2.
Tuliskanlah beberapa ciri khas dari suku Batak, Timor, Ambon, Jawa, Manado,
dan Tionghoa! (ciri khas bisa secara fisik, bahasa, masakan, dan sebagainya).
143
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Kamu dapat menjelaskan apa saja penilaian terhadap suku-suku tersebut
yang dilakukan hanya berdasarkan persepsi atau anggapan terhadap
mereka misalnya, orang Timor dan Ambon kalau bicara suaranya keras dan
lain-lain.
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
F.
Berbagi pengalaman
Coba ceritakan bagaimana orang-orang di sekitar kamu mengajarkan
bagaimana caranya memperlakukan atau berhubungan dengan orang yang
berbeda ras/etnis atau gendernya dengan kamu! Bagikanlah pengalaman ini
kepada teman yang sebangku dengan kamu. Bahaslah kedua pertanyaan ini:
1.
Apakah orang tua atau kakak/adik, paman/bibi mengajarkan agar kamu
memperlakukan orang yang berbeda ras/etnis dengan baik? Ataukah ada
yang melarang kamu bergaul, atau bahkan menikah dengan orang dari ras/
etnis lain? Bila demikian, apakah alasannya?
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
2.
Pernahkah orang tua kamu mengajarkan “Laki-laki tidak boleh menangis!”
atau “Perempuan tidak usah belajar tinggi-tinggi. Nanti ‘kan ke dapur juga
akhirnya.”? Kalau ya, kira-kira apa penyebabnya? Bagaimana kamu bisa
mengubah pemikiran seperti ini?
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
144
Kelas X SMA/SMK
Tugas
Carilah kliping dari surat kabar tentang contoh-contoh masalah yang muncul
di sekitar kita yang akar masalahnya adalah persoalan ras, etnis, dan gender,
kemudian berikan komentarmu. Pada pertemuan berikut, kumpulkan tugas ini
kepada guru untuk dinilai.
G. Rangkuman
Persoalan ras, etnis, dan gender telah diperdebatkan selama berabad-abad
sampai dengan saat ini. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ras, etnis,
dan gender mengakibatkan ketimpangan bahkan ketidakadilan dalam hidup
berelasi dengan sesama kita. Perbedaan yang ada seharusnya memperkaya
kita dalam melihat kekuasaan Tuhan yang sudah menghadirkan manusia
dengan keunikannya masing-masing. Orang Kristen mestinya menjadi pelopor
dalam menghapuskan praktik-praktik diskriminasi yang didasarkan pada ras,
etnis dan gender.
H.
Penutup
Doa Penutup
Kami bersyukur ya Tuhan, karena Engkau menciptakan kami sebagai
laki-laki dan perempuan. Engkau juga sudah menghadirkan kami
di tengah-tengah kepelbagaian suku yang ada. Ajarlah kami untuk
saling menghormati dan mengasihi. Amin.